Foodreview

Enjoy millions of the latest Android apps, games, music, movies, TV, books, magazines & more. Anytime, anywhere, across your devices.

Tidak bisa dipungkiri lagi, jika sebagian besar tubuh manusia sebenarnya tersusun oleh air. Sebanyak 50- hingga 60% dari berat tubuh manusia adalah air. Otak manusia mengandung air sekitar 75%, bahkan 92% dari darah adalah air. Tulang –yang terkesan kering- ternyata juga mengandung sekitar 22% air.

Sayangnya, kita sering tidak menyadarinya. Akibatnya, tidak sedikit mengalami gejala dehidrasi, mulai dari yang berat hingga ringan. Hal itulah, antara lain, yang menjadi dasar pengembangan pedoman pangan - tumpeng (piramida) pangan- yang baru dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, dimana air menjadi dasar dari semua zat gizi pangan. Air memang merupakan salah satu zat gizi esensial bagi manusia untuk staying hydrated; sehingga bisa beraktivitas dengan fit, bugar dan produktif.

Tren meningkatnya kesadaran konsumen dalam bidang kesehatan dan olahraga; serta meningkatnya pemahaman tentang pentingnya peran air; telah ditangkap oleh industri dan diwujudkan dalam bentuk pengembangan produk pangan -dan terutama minuman- untuk kebugaran.

Produk pertama dan dominan tentunya adalah AMDK; air minum dalam kemasan; untuk memenuhi kebutuhan hidrasi optimum selama aktivitas. Kemudian berkembang pula produk-produk untuk mengganti elektrolit dan zat lain yang keluar dari tubuh; baik melalui keringat atau pun air seni selama beraktivitas. Selain elektrolit; berkembang pula aneka ingridien yang lain yang diyakini memberikan fungsi membantu kebugaran, ketahanan, dan bahkan kinerja tubuh dalam melakukan aktivitas fisik, maupun olah raga. Itu sebabnya berkembang pula air bervitamin, minuman berprotein, sport drinks, energy drink, dan lain sebagainya.

Berkembangnya produk-produk untuk memenuhi kebutuhan hidrasi dan mendukung performa optimum bagi tiap individu -sesuai aktivitasnya, ini perlu didukung oleh regulator -dalam hal ini Badan POM RI, khususnya mengenai standar dan pedoman. Tidak hanya itu; pendidikan terhadap konsumen mengenai produk demikian juga perlu dikembangkan.

Selamat membaca edisi FOODREVIEW INDONESIA.